- Prosesor komputer akan di semua benda di sekeliling kita (baju, meja, cermin, tempat tidur, tas, kaca mata dll) bahkan bisa ditaruh di dalam tubuh manusia, semua perangkat itu akan terhubung dengan internet sehingga bisa berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Dengan kondisi itu maka akan ada kendaraan tanpa supir, lingkungan virtual, hologram, dan kita bisa menggerakkan sesuatu dengan hanya berpikir.
- Robot akan menjadi bagian dari kehidupan manusia dimana mereka akan banyak melakukan kerja untuk menggantikan tugas manusia.
- Peta tubuh manusia sudah dapat digambarkan (DNA, Kromosom, Gen) sehingga manusia bisa lebih panjang umur dan menghadapi segala penyakit yang ada.
- Kendaraan sudah tidak menyentuh darat, semua melayang dan tidak menggunakan bahan bakar cair lagi. Perjalanan ke bulan dan planet lain sudah dapat dilakukan.
“Kemajuan teknologi akan merubah pola hidup manusia baik dalam bekerja, bermain maupun belajar”Pola hidup manusia akan berubah, bisa dibayangkan bahwa 10 tahun yang lalu kita tidak bergantung hidup pada telpon sellular namun saat ini kalau kita pergi tanpa memegang telpon sellular maka kita akan menjadi bingung dan resah, saat ini juga sudah banyak orang yang tidak bisa melakukan kerjanya tanpa ada akses internet. Banyak pekerjaan yang akan hilang akibat kemajuan teknologi yang menggantikan kerja manusia namun ada banyak pekerjaan baru yang belum diketahui saat ini. Perubahan ini akan membuka peluang baru namun juga menjadi tantangan baru bagi seluruh manusia.
Untuk menghadapi situasi dan kondisi di atas yang semua serba tidak pasti maka kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan belajar, beradaptasi dan berinovasi dalam segala keadaan yang ada di depan mata.
Tranformasi Dunia
Dunia mengalami perubahan total, pasar dunia menjadi global dimana semua orang dimanapun mereka berada bisa menjual barang kemanapun mereka mau tanpa harus meninggalkan lokasi usahanya, peluang menjadi besar namun persaingan dan kompetisi juga menjadi global baik secara individu, kelompok usaha maupun Negara. Teknologi menjadi sebuah keniscayaan untuk dapat berkompetisi dan mendapatkan informasi yang cepat dan akurat.Dalam perubahan ini, sistem ekonomi dunia berubah menjadi sistem ekonomi berbasis pengetahuan dan bukan berbasis sumber daya alam ataupun manusia. Negara-negara yang mampu mengembangkan dan memiliki pengetahuan yang maju akan memimpin perekonomian dunia walaupun memiliki sumber daya alam maupun manusia yang sedikit, beberapa contoh negara seperti itu adalah Korea, Jepang dan Singapura.
Secara teori ekonomi, Negara seperti Indonesia, China, India, Amerika, Brazil dan Rusia adalah Negara-negara yang mempunyai potensi sebagai negara maju karena ketersediaan sumber daya alam dan manusia yang melimpah namun kemudian kemajuannya sangat ditentukan oleh kemampuan menguasai teknologi (pengetahuan).
Peneilitian yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa Indonesia yang saat ini menduduki posisi 16 besar kekuatan ekonomi dunia bisa menjadi peringkat 7 pada tahun 2030, kekuatan ekonomi ini didukung oleh 113 juta tenaga kerja terampil yang bekerja di seluruh sektor ekonomi. Tantangannya adalah apakah sistem pendidikan di Indonesia akan mampu mempersiapkan tenaga kerja terampil yang mengisi peluang kerja tersebut atau nantinya tenaga kerja asing yang akan mengambil alih posisi tersebut. Kelas menengah Indonesia akan berkembang dari 45 juta menjadi 135 juta orang, pasar dalam negeri akan semakin besar namun apakah ekonomi akan didukung pada konsumsi barang dan jasa atau Indonesia juga menjadi produsen barang dan jasa dan mampu menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
Kita tidak bisa duduk diam untuk mencapai posisi tersebut, dunia pendidikan menjadi pondasi dasar apakah kita akan mencapai posisi tersebut di atas, tanggung jawab semua pendidik untuk mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja terampil yang mampu berkompetisi secara global.
Transformasi Pendidikan
Dunia berubah maka dunia pendidikan juga harus berubah, pola pembelajaran harus berubah agar dunia pendidikan menjadi relevan dengan tantangan dan peluang yang terjadi di kehidupan nyata. Dalam dunia kerja saat ini kemampuan yang diminta adalah kemampuan untuk bekerja sama dalam team, kemampuan pemecahan masalah, kemampuan untuk mengarahkan diri, berpikir kritis, menguasai teknologi serta mampu berkomunikasi dengan efektif.Kemampuan-kemampuan tersebut diatas disebut sebagai kemampuan abad 21 (21st Century Skills), dan harus mampu dikembangkan secara sistematis dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran harus mampu mendorong terciptanya kemampuan tersebut. Jadi selain kemampuan akademis maka dunia pendidikan harus mampu menciptakan manusia yang mempunyai kemampuan belajar, beradaptasi dan berinovasi. Dalam kerangka dunia pendidikan Indonesia dikenal dengan pendidikan yang berkarakter, selain itu Indonesia mempunyai satu keunggulan dalam hal pendidikan spiritualisme dengan kekuatan pelajaran agama dan rohani.
Transformasi pendidikan mencakup beberapa hal pokok yaitu :
- Kebijakan pendidikan, kebijakan pendidikan harus menunjukkan arahan yang jelas mengenai tujuan dan target yang ingin dicapai serta cara untuk mencapainya. Kebijakan harus tetap fleksibel dan bisa diterapkan sesuai kondisi lokal. Kurikulum dan sistem penilaian, kurikulum sebagai acuan dalam pengembangan pembelajaran dan sistem penilaian harus sudah mengarah pada pola pemblajaran abad 21 yang lebih berpusat pada siswa.
- Pengembangan kompetensi Guru, guru sebagai motor terdepan dalam perubahan harus menjadi pihak pertama yang siap dalam proses perubahan ini. Guru harus mampu mengubah proses pembelajarannya dari yang tradisional berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa
- Teknologi, integrasi teknologi dalam proses belajar merupakan sebuah keniscayaan, siswa harus diarahkan dan diberikan kesempatan yang sebesar-besarnya dalam mencari informasi sesuai dengan target pembelajaran. Proses belajar dengan teknologi sebetulnya sama dengan proses bekerja dalam kehidupan nyata yang selalu bersinggungan dengan teknologi, yang artinya proses pembelajaran menjadi relevan dengan proses kerja.
- Riset dan evaluasi, setiap proses apapun membutuhkan umpan balik untuk menyempurnakan sistemnya oleh karena itu evaluasi menjadi penting untuk melihat dampak keberhasilan dari setiap kebijakan. Riset menjadi penting agar kita selalu dalam kondisi aktual dalam pengembangan dunia pendidikan.
Dunia pendidikan di seluruh belahan dunia sedang berubah dan berbenah diri, negara-negara maju seperti Amerika juga menghadapi tantangan yang sama dengan Indonesia sehingga sebetulnya kita belum terlambat untuk segera bisa mengadakan perubahan yang jelas dan terarah untuk menyongsong abad 21 ini. Beberapa negara yang maju dunia pendidikannya yang bisa menjadi rujukan adalah Korea dan SIngapura, kita tidak perlu mengulang dari awal namun yang terpenting adalah semangat untuk berubah atau melakukan transformasi pendidikan.
Salah satu kutipan tentang pendidikan adalah Sebuah negara tidak akan mengalami kemajuan lebih dari kemajuan dunia pendidikannya – John F. Kennedy. Indonesia dengan segala kemajuan ekonominya yang ditandai oleh kemajuan fisik pembangunan tidak akan dapat disebut sebagai negara maju apabila pendidikannya masih sangat tradisional. Pendidikan berarti membangun peradaban manusia, kemajuan peradaban bisa dilihat pada kehidupan sehari-hari seperti ketertiban berlalu lintas, kebersihan lingkungan, kepatuhan pada aturan dll.
Siswa Abad 21
Di era digital informasi ini, anak-anak menerima informasi yang berlimpah dari berbagai macam sumber informasi seperti TV, Radio, majalah, Koran, internet dll. Informasi tersebut telah membentuk pemahaman awal terhadap berbagai konsep dan peristiwa di dunia ini sehingga membuat mereka menjadi kritis dalam menerima masukan, arahan atau pelajaran baru dari guru dan orang tua. Para guru dan orang tua saat ini menghadapi era transisi yang sangat luar biasa dan menghadapi tantangan yang besar dalam upaya membesarkan dan mendidik anak-anak, karena generasi orang tua dan guru saat ini dibesarkan dalam sebuah era yang jauh berbeda dengan era anak-anak sekarang.Teknologi telah menjadi bagian dari kehidupannya sejak lahir, mereka disebut sebagai “Digital Native” (kaum pribumi dunia digital), secara alami generasi ini mampu menguasai teknologi dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berlaku untuk semua anak-anak dalam generasi ini, seperti contohnya ada sebuah kejadian seorang anak dari kota besar membawa Ipad ke sebuah desa dan bermain dengan anak-anak di desa tersebut, walaupun anak-anak desa itu belum pernah melihat atau bermain dengan Ipad namun hanya dalam waktu sebentar setelah melihat mereka sudah mampu untuk menggunakan Ipad tersebut.
Dengan serbuan informasi dan teknologi di sekitar kehidupan anak-anak generasi saat ini, mereka secara alami mengembangkan kemampuan “multi-tasking” dalam melakukan berbagai kegiatan dalam satu waktu seperti misalnya belajar sambil mendengarkan musik atau belajar sambil bermain games, seperti layaknya cara kerja sebuah komputer.
Guru harus paham benar akan perubahan budaya dan kebiasaan anak saat ini sehingga mampu mengembangkan pembelajaran yang tidak mematikan sikap kritis dan kreatifitas mereka, bahkan mendorong mereka untuk mengembangkan talenta yang mereka miliki. Kata kunci yang bisa digunakan dalam pembelajaran adalah “Engage” (Keterlibatan), proses pembelajaran harus melibatkan siswa sebagai subyek pembelajar bukan menjadi obyek yang pasif menerima pelajaran.
Pembelajaran abad 21
Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, guru harus memulai satu langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pola pembelajaran yang tradisional bisa dipahami sebagai pola pembelajaran dimana guru banyak memberikan ceramah sedangkan siswa lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal.Guru sudah sering mendengar mengenai pola pembelajaran CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif), namun pendekatan yang dilakukan masih bersifat tradisional sehingga diplesetkan menjadi Catat Buku Sampai Abis. Untuk mengerti pola pembelajaran yang berpusat pada siswa maka kita bisa kembali kepada slogan pendidikan kita yang tercantum dalam logo kementerian pendidikan dan kebudayaan dan merupakan pesan dari Bapak Pendidikan Bangsa, Ki Hajar Dewantara, yaitu Tut Wuri Handayani. Guru berperan sebagai pendorong dan fasilitator agar siswa bisa sukses dalam kehidupan. Satu hal lain yang penting yaitu guru akan menjadi contoh pembelajar (learner model), guru harus mengikuti perkembangan ilmu terakhir sehingga sebetulnay dalam seluruh proses pembelajaran ini guru dan siswa akan belajar bersama namun guru mempunyai tugas untuk mengarahkan dan mengelola kelas.
Beberapa karakteristik pembelajaran berpusat pada siswa dibandingkan dengan pembelajaran tradisional bisa dilihat di tabel di bawah ini.
Untuk mampu mengembangkan pembelajaran abad 21 ini ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan yaitu antara lain :
1. Tugas Utama Guru Sebagai Perencana Pembelajaran
Sebagai fasilitator dan pengelola kelas maka tugas guru yang penting adalah dalam pembuatan RPP. RPP haruslah baik dan detil dan mampu menjelaskan semua proses yang akan terjadi dalam kelas termasuk proses penilaian dan target yang ingin dicapai. Dalam menyusun RPP, guru harus mampu mengkombinasikan antara target yang diminta dalam kurikulum nasional, pengembangan kecakapan abad 21 atau karakter nasional serta pemanfaatan teknologi dalam kelas.
2. Masukkan unsur Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking)
Teknologi dalam hal ini khususnya internet akan sangat memudahkan siswa untuk memperoleh informasi dan jawaban dari persoalan yang disampaikan oleh guru. Untuk permasalahan yang bersifat pengetahuan dan pemahaman bisa dicari solusinya dengan sangat mudah da nada kecenderungan bahwa siswa hanya menjadi pengumpul informasi. Guru harus mampu memberikan tugas di tingkat aplikasi, analisa, evaluasi dan kreasi, hal ini akan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan membaca informasi yang mereka kumpulkan sebelum menyelasikan tugas dari guru.
3. Penerapan pola pendekatan dan model pembelajaran yang bervariasi
Beberapa pendekatan pembelajaran seperti pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), pembelajaran berbasis keingintahuan (Inquiry Based Learning) serta model pembelajaran silang (jigsaw) maupun model kelas terbalik (Flipped Classroom) dapat diterapkan oleh guru untuk memperkaya pengalaman belajar siswa (Learning Experience). Satu hal yang perlu dipahami bahwa siswa harus mengerti dan memahami hubungan antara ilmu yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan nyata, siswa harus mampu menerapkan ilmunya untuk mencari solusi permasalahan dalam kehidupan nyata. Hal ini yang membuat Indonesia mendapatkan peringkat rendah (64 dari 65 negara) dari nilai PISA di tahun 2012, siswa Indonesia tidak biasa menghubungkan ilmu dengan permasalahan riil kehidupan.
4. Integrasi Teknologi
Sekolah dimana siswa dan guru mempunyai akses teknologi yang baik harus mampu memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, siswa harus terbiasa bekerja dengan teknologi seperti layaknya orang yang bekerja. Seringkali guru mengeluhkan mengenai fasilitas teknologi yang belum mereka miliki, satu hal saja bahwa pengembangan pembelajaran abad 21 bisa dilakukan tanpa unsur teknologi, yang terpenting adalah guru yang baik yang bisa mengembangkan proses pembelajaran yang aktif dan kolaboratif, namun tentu saja guru harus berusaha untuk menguasai teknologinya terlebih dahulu.
Hal yang paling mendasar yang harus diingat bahwasannya teknologi tidak akan menjadi alat bantu yang baik dan kuat apabila pola pembelajarannya masih tradisional. Guru yang baik akan membuat keajaiban bukan teknologinya. Mari lakukan perubahan, mulai dari hal kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai saat ini(sumber:https://edukasi101.com)