' name='keywords'/> Portal Download: Perlukah diajarkan Calistung di PAUD?

Sabtu, 25 November 2017

Perlukah diajarkan Calistung di PAUD?

Sekarang ini kita mungkin sering mendengar ada beberapa TK atau PAUD yang sudah mengajarkan anak-anak didik mereka membaca, menulis, dan menghitung (calistung). Bahkan PAUD yang sudah mengajarkan calistung ini, beberapa tahun terakhir menjadi tempat favorit orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Hal ini bisa jadi dikarenakan memang pihak PAUD sendiri yang kurang mengetahui bagaimana seharusnya mengajar anak didiknya. Selain itu bisa jadi ini pula disebabkan karena pada saaat ini banyak SD yang mensyaratkan agar siswa-siswinya sudah bisa membaca menulis dan menghitung. Tak jarang para orang tua bangga memiliki anak yang sudah pandai membaca, menulis, dan menghitung di usia mereka yang masih dini. Seolah memang itu sesuatu yang membanggakan. Ya, sekilas hal tersebut memang sesuatu yang membanggakan. Akan tetapi, tahukah anda sebenarnya calistung untuk anak PAUD itu tidak perlu. Bahkan seharusnya anda merasa khawatir jika anak anda sudah sangat pandai dalam membaca, menulis, dan menghitung ketika ia masih PAUD. Berikut beberapa alasan yang menyebabkan calistung tidka perlu di PAUD:
1. Tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak
Menurut salah satu pakar psikologi dunia, yakni Piaget menyatakan bahwa setiap anak memiliki tahap perkembangan kognitif sesuai usianya. Nah untuk siswa PAUD sendiri, mereka berada pada tahap motorik. Berarti ketika pada tahap ini anak sedang senang-senangnya bergerak mengekpslor kemampuannya. Maka tak heran jika anak PAUD senang sekali bermain. Seharusnya agar mereka bagus ketika SD mereka cukup diberi stimulus-stimulus melalui kegiatan bernyanyi atau games yang mengarah kepada kegiatan calistung itu sendiri. Bukan diajarkan secara langsung mengenai calistung karena mereka bukan pada tahap perkembangan yang seharusnya. Hal ini bisa mengakibatkan dampak buruk di kemudian hari.
2. Lelah
Ada beberapa anak ketika belajar di SD nya itu mereka tidak sama seperti anak lainnya. Diantaranya tidak kuat menulis lama, tidak suka membaca buku terlalu lama dan juga mudah menyerah dalam belajar hitung. Nah salah satu penyebab hal diatas ternyata karena sudah diajarkan calistung di PAUD dimana sebenarnya ia belum siap, akhirnya fisiknya pun kelelahan.
3. Tidak semangat belajar
Untuk dampak yang satu ini saya melihat fenomenanya sendiri. Anak ini memang berasal dari PAUD yang sudah mengajarkan ia calistung, sehingga saat pembelajaran ia menjadi anak yang tercepat. misalnya dalam menulis. Sehingga ketika ia beres menulis, ia malah main sendiri dan tidak memperhatikan. Anak tersebut seolah menyepelekan apa yang diajarkan sebab ia merasa lebih dari teman-temannya.
4. Kurangnya Minta Belajar Ketika Dewasa
Dampak terakhir ini merupakan dampak yang paling fatal, dan hanya akan bisa terlihat ketika anak itu sudah besar. Nah mungkin sepele, tapi ini memang bisa saja terjadi. Ketika anak sudah lelah dan tidak semangat belajar maka seterusnya jika ia tidak ditangani maka ia tidak akan memiliki kepenasaran, keseriusan, dan keenjoyan dalam belajar. Sehingga ia akan lari ke  hal-hal negatif yang bisa merusak kehidupannya.

Nah itulah beberapa dampak yang bisa ditimbulkan jika anak dipaksakan untuk belajar calistung terlalu dini. Hendaknya anak PAUD belum diajarkan calistung secara khusus, cukup diberikan hal-hal menyenangkan yang bisa menstimulus kemampuan calistungnya ketika ia di SD kelak. Nah bagi anda yang memiliki buah hati dan sudah waktunya masuk PAUD, hendaknya  selektif ya memilih PAUD untuk anda itu. Sebab apa yang anak peroleh sejak dini itu yang akan anak dapatkan kelak.