' name='keywords'/> Portal Download: Cerita Rakyat Membangun Kearifan dan Jiwa Anak

Senin, 15 Mei 2017

Cerita Rakyat Membangun Kearifan dan Jiwa Anak

 Cerita Rakyat  dirasakan sangat positif dan mampu memberikan kesempatan kepada anak-anak yang memiliki kecerdasan linguistic (bahasa) untuk menyampaikan cerita dengan cara yang unik, asyik dan menyenangkan. Terlebih yang diceritakan adalah cerita rakyat Kota Dumai yang sudah sangat jarang didengar, terutama oleh anak-anak zaman sekarang yang lebih lekat dengan kemajuan teknologi digital dan komunikasi.  Anak-anak sekarang lebih gemar menonton kartun atau memainkan gadget karena mereka bisa mempraktekkan langsung tanpa harus bersusah payah mengimajinasikannya. Misalnya dalam kartun, mereka bisa langsung mengenal tokoh-tokohnya, alur cerita, musik dan visualisasinya yang nyaris sempurna.
Cerita Rakyat Membangun Kearifan dan Jiwa Anak
Cerita Rakyat Membangun Kearifan dan Jiwa Anak

Cerita Rakyat Membangun Kearifan dan Jiwa Anak

Hal ini sangat kontras apabila dibandingkan dengan cerita rakyat yang dalam kemasannya masih sangat sederhana, kadang hanya berbentuk tulisan tanpa gambar tokoh dan ilustrasi tempat kejadiannya. Sehingga hal seperti ini kurang menarik minat anak untuk mengetahui cerita rakyat yang ada.
Penulis melihat justru ini adalah sebuah peluang bagi kita semua, sebagai masyarakat yang ditunggu kreatifitasnya untuk menggali dan memberikan sebuah ‘penampilan’ baru bagi cerita rakyat.  Cerita rakyat merupakan budaya lokal yang disampaikan secara turun-temurun dalam masyarakat. Buyut dan nenek kita menceritakannya selain sebagai hiburan, tapi juga ingin menyampaikan nilai dan pesan moral yang ada didalamnya. Ingin mendidik supaya generasi berikutnya, yakni anak dan cucu memiliki budi pekerti yang luhur dan mengambil pembelajaran dari setiap cerita yang ada.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beberapa waktu lalu telah mencanangkan "Gerakan Literasi Sekolah" dan menjadikan Provinsi Riau sebagai Pusat Literasi dan Cerita Rakyat karena provinsi tersebut memiliki kekayaan dalam cerita rakyat yang perlu dilestarikan.
Sebagai contoh di Dumai ada cerita “Puteri Tujuh” yang sangat tersohor. Cerita ini mengisahkan tentang sebuah kerajaan bernama Sri Bunga Tanjung yang dipimpin oleh seorang Sultan yang adil, amanah dan bijaksana. Rakyat di kerajaan sangat patuh dan setia pada Sultan sehingga kehidupan di kerajaan saat itu terasa sangat aman, damai, adil dan sejahtera. Sultan dikaruniai tujuh puteri yang cantik, apalagi puteri bungsu yang bernama Mayang Sari sangat terkenal kecantikannya dari kakak-kakaknya. Kecantikan ini membuat seorang Pangeran yang bernama Empang Kuala jatuh hati dan ingin meminangnya. Ratu Cik Sima menolaknya sehingga terjadilah perang diantara kedua pihak. Peperangan ini menyebabkan Sultan harus menyembunyikan ketujuh puterinya di sebuah gua dengan memberikan perlengkapan makanan selama 3 bulan. Peperangan yang lama menyebabkan banyak korban jiwa, termasuk ketujuh puteri yang menjadi korban di tempat persembunyiannya karena kelaparan. Pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini bahwa permusuhan dan peperangan hanya mendatangkan kesengsaraan. Sehingga pesan moral diakhir cerita bisa disampaikan kepada anak-anak bagaimana kita hendaknya terus menjaga persahabatan dan persaudaraan agar hidup lebih tentram dan damai.
Ada cerita tentang Asal Mula Lubuk Gaung. Cerita ini masih berkaitan dengan cerita Puteri Tujuh dimana ketika Putera Mahkota Kerajaan Temiang meninggal ditikam buah bakau belukap di tempat istirahatnya. Dimana pada saat putera mahkota akan dibawa kembali ke Kerajaan Temiang, banyak barang-barang yang tidak bisa dibawa pulang karena jumlah mereka yang tinggal sedikit. Sampai akhirnya gong sakti kebesaran kerajaan Temiang dibuang ke lubuk. Konon cerita, gong sakti kebesaran tersebut pada malam hari selalu mengeluarkan suara yang bergaung. Melihat hal tersebut, masyarakat memberi nama lubuk tersebut dengan nama Lubuk Gaung.
Banyak cerita rakyat lainnya yang menjadi legenda di Kota Dumai, bahkan untuk beberapa nama tempat, misalnya Bangsal Aceh, Pangkalan Sesai, dan nama-nama tempat lainnya.

Sebagai guru dan orang tua, kita hendaknya memiliki keterampilan dalam menyampaikan cerita rakyat ini kepada anak dengan baik dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. 
Sebagai pendidik khususnya kita hendaknya mampu mengembangkan watak dan karakter anak melalui cerita rakyat sehingga anak bisa menjadi generasi berkualitas dan berkarakter tanpa melupakan darimana mereka berasal. Harapan kita hendaknya dengan cerita rakyat ini anak dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal baik secara fisik maupun secara mental.